Rabu, Februari 04, 2015

"Ulat Bulu"

Entah gua bingung harus nulis dari mana. Setiap ada inspirasi untuk menulis, ide-ide itu selalu berdatangan seakan berebutan mencari posisinya diotak gue. Dan itu yang membuat gue bingung, harus bisa mengingat semua yang terus berdatangan yang ada dipikiran gua. Yang jelas ini surat kedua untuk siapapun yang merasa pantas memilikinya.
Oh iya pernah nggk si lo liat kupu-kupu ? Gua yakin lo pasti pernah liat kupu-kupu. Salah satu mahluk ciptaan yang maha kuasa yang gua rasa sangaaat-sangaat indah. Warnanya lekuk tubuhnya, sayapnya yang simetris yang bercorak sangat indah yang  menandakan bahwa peciptanya sungguh tiada duanya. Dan gua yakin lo juga suka sama kupu-kupu, jangan kan lo.. semua orang sepertinya suka sama mahluk yang satu ini. Tapi bentar..bukan keindahan dan keanggunan kupu-kupu ini dulu yang mau gua bahas, coba sekarang kita jangan bahas tentang masa depan dulu. Loh kok masa depan ? iya disini gua ibaratin kupu-kupu itu seorang yang telah meraih kesuksesan dalam kehidupannya dan memiliki segala apa yang ia inginkan. Pastinya sebelum sukses iya mengalami sebuah proses terlebih dahulu. Maka dari itu mari kita membahas tentang masa sebelum ia sukses di saat ia menjadi ulat bulu.
Ulat bulu.. mahluk yang kecil, mengerikan karena bisa membuat orang yang tersentuh olehnya gatal-gatal. Ulat bulu.. kecil, kadang tak dianggap oleh keramaian. Bahkan jika dianggap pun, iya hanya di anggap menjijikkan bagi sebagian orang. Ulat bulu yang sedih dikucilkan dan dilupakan. Sedikit terlihat indah namun tak banyak orangnya mencintai dirinya yang sekarang ini. ulat bulu ini mungkin sama seperti aku dan laki-laki seumuranku saat ini.. kecil, dan masih terkesan sangat biasa dan belum memiliki apa-apa. aku mungkin masih belum banyak tahu tentang berbagai macam hal didunia ini dalam artian aku masih bodoh, aku tak banyak bisa diharapkan, apalagi untuk selalu diandalkan. Aku belumlah menjadi sesuatu saat ini sehingga terkadang aku masih dianggap sebelah mata oleh banyak orang. Aku belumlah menjadi kupu-kupu.
Tapi aku tak heran.. karena aku yakin semua orang sebelum menjadi kupu-kupu pastilah melewati masa ini, menjadi ulat bulu.. maka dari itu aku menulis ini untuk berharap kepada siapapun yang membaca surat ini. yang kuharap darimu saat ini adalah kau bisa menerimaku yang segini adanya. Diriku yang biasa, bodoh, tak terlalu banyak bisa diandalkan, tak selalu bisa membahagiakanmu, yang belum menjadi dan memiliki apa-apa, diriku yang jauh dari kata sempurna. Namun akupun disini tak akan tinggal diam. Aku akan terus belajar dan belajar, sehingga aku bisa  memperbaiki diriku baik dari watak, akhlak,  juga dienku. aku akan terus belajar untuk menjadi lebih baik dan berusaha menggapai apa yang menjadi angan dan cita-citaku. Hanya saja yang aku minta padamu, bersabarlah denganku. Bersabarlah jika kau mampu..karena aku ini masih seorang ulat bulu diantara banyak kupu-kupu yang indah dan menawan disekitarmu. Aku sebagai ulat bulu pun ingin menjadi kupu-kupu yang indah dan menawan seperti mereka namun aku perlu waktu.
Jangan lah engkau sesekali mencintai kupu-kupu tapi kau tak mencintai ulat bulu, karna tak ada satupun kupu-kupu yang tak menjadi ulat bulu terlebih dahulu. dan menurutku tak pantaslah orang yang tak mencintai ulat bulu mendapat cinta dari seorang kupu-kupu. Mungkin saat ini aku masih merangkak disaat banyak orang sudah pada sanggup berjalan, namun saat aku sanggup berlari nanti mungkin akan aku melangkahi orang-orang yang dulunya berjalan didepanku. Oleh karna itu sekali lagi aku tekankan “Jika” kau mau dan mampu bersabar silahkan bersanding bersamaku. Menemani ulat bulu yang bermetamorfosis menjadi kupu-kupu.
                                                                                   














Tidak ada komentar:

Posting Komentar